PALEMBANG OKTOBER 2015

                        WISATA BELANJA DAN WISATA KULINER DI BUMI WONG KITO GALO
 Mungkin karena terlalu menyukai mpek mpek yang membuat saya melangkahkan kaki ke bumi sriwijaya. Padahal pada saat itu musibah kebakaran hutan melanda hampir seluruh pulau sumatera. Tetapi karena hati sudah terpikat, apapun yang terjadi harus ditempuh juga.

Saat menjelang berangkat indeks polusi di medan mencapai prediket berbahaya. Padahal medan tidak memiliki lahan yang terbakar. Penerbangan medan palembang cuma ada 1 kali sehari oleh airasia,maskapai kesayangan. Pesawat terbang jam 7 teng pagi hari. Tetapi karena ada bencana asap penerbangan kami di delay selama 30 menit.

Medan palembang ditempuh selama 1 jam 55 menit. Cuaca alhamdulillah bagus, hanya saja biasanya kita bisa melihat gugusan pulau sumatera dari atas, tapi kali ini karena asap sedang merajalela,cukuplah majalah airasia yang jadi pandangan.

Yang paling mendebarkan saat itu adalah momen mendarat. Karena tebalnya asap,pilot agak susah menentukan lokasi pendaratan. Dan yang lebih menegangkan lagi,sekitar ketinggian 1kilo kurang,bau asapkayu terbakar tercium kedalam kabin pesawat. Saya dan mama istighfar dan bertasbih. Alhamdulillah dengan izin Allah melalui keahlian pilot airasia, kami mendarat mulus di bandara sultan Mahmud Badarruddin II. Dan alhamdulillahnya lagi,udara palembang menjadi lebih bersih dari yang sebelum sebelumnya.
 Sesampainya di Palembang, kami langsung mencari taksi. Suami saya agak sedikit worry dengan kota Palembang ini. Kata suami saya disini banyak bandit. Tapi saya percaya kalau kita niat baik,maka hasilnya pasti baik. Kami naik ke taksi dan menuju hotel 99 yang terletak di jalan sayangan di belakang pasar ilir 16.

Kami langsung cek in setelah menempuh perjalanan lebih kurang sejam. Hotel ini sangat strategis,karena harganya murah hanya 250ribu per malam dan letaknya dekat dengan sungai musi dan pasar.

Tanpa menunggu waktu,saya dan suami langsung tancap gas ke pasar membeli makan siang. Kami juga berjalan disekitar sungai musi. Dipasar kami makan pempek. Beda rasanya dengan pempek yang ada di medan. Memang rasa makanan itu lebih lezat kalau di tempat sumbernya langsung.

Kami kembali ke hotel,dijalan suami saya menyuruh saya mempertajam navigasi saya,karena esok hari saya dan mama mau menjajal pasar ilir 16 berdua.

Setelah selesai makan siang dikamar hotel, kami sholat dan istirahat di kamar. Sore hari kami berjalan kaki menyusuri jalan sungai musi. Kami duduk sejenak di tepian sungai musi. Beberapa ojek sampan menawarkan penyebrangan ke pulau kemaro. Saya memang pernah dengar tentang pulau itu. Tapi mama ga ngasih saya naik. Mama takut karena hari sudah senja saat itu.
 Kami pun melanjutkan perjalanan ke masjid agung palembang untuk melaksanakan sholat maghrib. Imam masjidnya memakai doa qunut saat sholat maghrib. Saya memahami ini sebagai permohonan umat islam kepada Allah swt sang pencipta untuk menolong ummat dari bahaya paparan asap.

Setelah selesai sholat,kami pun bergerak menuju sungai musi untuk makan malam di warung tepian sungai. Kakak yang punya warung pun cerita menjelang magrib tadi ada yang kenak tikam di jembatan ampera. Kami mendengar berita itu menjadi ciut,tapi saya tetap yakin kalau orang baik pasti akan menerima yang baik juga. Di depan saya,dilesehan tepian sungai musi,ada perempuan berhijab tapi merokok. Dalam hati kesal melihat yang seperti ini. Ingin menegurnya tapi hidayah itu adalah karunia. Mungkin dia belum dapat karunia. Arah jam sebelas pandangan saya, juga ada 4 pria yang menurut saya sedang mabok melihat ke arah kami. Untuk menguatkan hati, ya kami pasanglah logat medan biar mereka tahu kami ni orang batak sama kerasnya. Bahkan mungkin lebih keras. Lima menit kemudian muncul pengamen, tapi si pengamen ga jadi manggung di depan kami karena lirikan mata 4 pria tadi. Saya semakin was was. Saya lalu bilang sama kakak yang punya warung, betapa sayangnya keindahan sungai musi ini. Karena banyaknya bandit,wisatawan enggan datang kemari. Padahal kota ini sangat menjanjikan sebagai destinasi wisata yang paten. Setelah selesai berbasa basi,kami pun pulang ke hotel dengan sejuta kesan.

Keesokan harinya setelah sarapan,saya dan mama seperti yang tertera dijadwal pergi menjajal pasar ilir 16. Menurut saya ini pasar yang minim keselamatan. Kalau kita tidak hati hati,kita bisa jatuh kesandung. Maunya pemerintah setempat hendaknya memugar pasar ini agar lebih aman bagi pembeli dan penjual.
 Dipasar kami hanya membeli beberapa potong pakaian. Karena terlalu cantik,kami jadi bingung menentukan pilihan. Sore harinya kami bergerak ke warung pempek yang terletak sekitar 2 kilo dari sungai musi dengan menaiki becak. Becak palembang punya keunikan sendiri. Model becaknya mirip becak jakarta,tapi yang ini lebih ceper. Sehingga kaki kami nyaris menyentuh aspal. Anak saya yang sulung merepet dan mengatakan ngeri naik becak lebih enak jalan kaki.

Setelah selesai makan pempek dan membungkus pempek pesanan teman teman saya,kami pun kembali ke hotel dengan hati senang.

Keesokan harinya kami pun dijemput taksi untuk ke bandara. Puas rasanya bertualang di palembang ini. Terimakasih Palembang telah memberi sejuta kesan dihati kami. INSYA ALLAH KAMI PASTI MENGUNJUNGIMU LAGI.












No comments:

Post a Comment

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak